Contoh Pola Pola Pengembangan Teks Eksposisi

Contoh Pola Pola Pengembangan Teks Eksposisi

Pola Pengembangan Paragraf Generalisasi

Pola pengembangan paragraf generalisasi merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu secara umum ke khusus.

Setelah diawali dengan kalimat pernyataan umum, penjelasan pada paragraf dilanjutkan dengan kalimat-kalimat khusus berisi fakta atau data akurat.

Ciri paragraf generalisasi adalah adanya penarikan kesimpulan dan penalaran. Paragraf tersebut terdiri dari pola umum – khusus dan pola khusus – umum.

10 Contoh Paragraf Deskripsi Pendek Singkat Berbagai Topik

Demikian informasi terkait 13 contoh pola pengembangan paragraf beserta jenis-jenisnya lengkap yang perlu kamu ketahui.

Kini, kamu bisa mulai menentukan pola yang akan digunakan untuk mengembangkan paragraf buatanmu agar semakin menarik.

Setelah menulis paragraf menggunakan pola-pola yang kamu pelajari di atas, jangan lupa untuk membaca ulang tulisanmu.

Jika memungkinkan, mintalah masukan pada orang yang lebih ahli, sehingga kamu bisa melakukan perbaikan atau meningkatkan kemampuan.

Ingin belajar jenis-jenis pola pengembangan paragraf dan materi lainnya dalam bahasa Indonesia? Kamu bisa mengakses blog Mamikos untuk update informasi. Semoga membantu!

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Pola-Pola Pengenbangan Paragraf

Yuk, lihat beberapa contoh teks editorial singkat dari berbagai macam tema berikut ini. Simak juga penjelasan pengertian dan strukturnya, lengkap!

Pernah baca koran atau majalah nggak, Brainies? Walaupun sudah semakin sulit ditemui, di dalam koran, majalah, atau media online ada yang namanya teks editorial. Teks ini berupa artikel yang menyoroti berita aktual yang sedang terjadi. Pembahasan dalam teks tersebut juga biasanya disertai dengan kritik dan saran terhadap peristiwa aktual yang sedang terjadi.

Dengan membaca teks editorial ini, kamu nggak hanya sekadar tahu tentang peristiwa terkini, tapi juga bisa lebih memahami dan bersikap kritis. Tapi, seperti apa sih contoh teks editorial itu? Simak beberapa contoh singkatnya dari berbagai tema serta penjelasan strukturnya.

Contoh Teks Editorial tentang Transportasi Umum

Perlukah Transportasi Umum Untuk Kita

Dari tahun ke tahun, kemacetan menjadi masalah yang terus bertambah parah. Anekdot kemudian bermunculan seperti “Tua di Jalan” datang untuk mengkritik pemerintah mengenai kebijakannya dalam mengatur transportasi Indonesia.

Kemacetan di jalan tetap terjadi dan semakin parah memang hasil yang logis dari beberapa faktor, seperti meningkatnya jumlah penduduk, naiknya jumlah pembelian kendaraan pribadi, dan lambatnya pembangunan infrastruktur penghubung antar lokasi.

Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO, pada tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat kedelapan di Asia Tenggara dengan tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas, dengan data kematian mencapai 12,2 persen dari 100.000 populasi.

Hal ini tentu saja dapat diminimalisasi dengan beralihnya kebiasaan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum. Saat ini, peran pemerintah sangat penting dalam hal pembangunan infrastruktur transportasi, baik dari kualitas armada maupun fasilitas yang memudahkan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.

Namun, tantangan selanjutnya adalah besarnya anggaran dan biaya yang harus dibayar untuk membangun sebuah sistem transportasi tersebut. Dengan keadaan melemahnya seluruh ekonomi di dunia pasca pandemi berlangsung, pemerintah perlu bijak dalam menetapkan prioritas pembangunan.

Keadaan ini tentunya tak hanya dihadapi Indonesia. Banyak negara lain dengan kondisi yang relatif sama, tapi cukup berhasil mengatasi masalah kemacetan tersebut dengan mengembangkan transportasi umum yang memadai.

Indonesia tentunya dapat mencontoh hal positif tersebut untuk kebaikan bagi generasi selanjutnya. Namun, jika keputusan sudah dibuat, seharusnya konsisten dengan hal tersebut agar kita tak kembali mendengar hal buruk semacam proyek mangkrak, dan hal-hal negatif lainnya yang hanya menghabiskan anggaran negara.

Pengertian Pola Kalimat

Pola kalimat adalah sebuah pola untuk menyusun sebuah kalimat menggunakan unsur Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (S-P-O-K). Selain itu dalam sebuah kalimat juga bisa ditambahkan unsur lainnya seperti kata pelengkap.

Baca juga: Paragraf: Pengertian, Jenis-jenis, dan Contohnya

Unsur unsur kalimat adalah suatu elemen pembentuk kalimat yang menciptakan pola kalimat. Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan atau klausa. Unsur-unsur kalimat itu adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan.

Subjek adalah seseorang yang melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu sebagai tokoh utama dalam sebuah kalimat. Selain orang, subjek juga bisa berupa binatang, tumbuhan, dan benda.

Contoh dari subjek dalam unsur kalimat adalah Alicia, Saya, Mereka, Gajah, dan lainnya.

Predikat sebagai unsur kalimat merupakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh unsur subjeknya. Unsur kalimat predikat biasanya terdiri dari kata kerja, sifat, atau kata bilangan.

Contoh dari predikat dalam unsur kalimat adalah memasak, belajar, bekerja, dan lainnya.

Objek adalah unsur kalimat yang punya interaksi dengan subjek melalui penghubung predikat dalam sebuah kalimat. Objek dalam kalimat bisa berupa orang, hewan, tumbuhan, dan lainnya. Biasanya objek yang sering ditemukan dalam kalimat bisa berupa kata benda.

Contoh objek dalam unsur kalimat adalah Sepeda, Gitar, Dia, dan lainnya.

Baca juga: Metode Pengembangan Paragraf dan Contoh Penggunaannya

Keterangan dalam sebuah pola kalimat akan menjelaskan di mana dan kapan kegiatan tersebut terjadi. Ada dua macam keterangan yaitu keterangan tempat dan waktu.

Pada sebuah pola kalimat yang lanjut terdapat unsur kalimat tambahan yaitu pelengkap. Pelengkap disini akan menjelaskan objek sebagai informasi tambahan dari sebuah kalimat. Contoh pelengkap disini bisa bermacam-macam seperti pelengkap waktu, pelengkap predikat, hingga pelengkap objek.

Berikut adalah contoh pola kalimat SPOK dasar hingga lanjut dalam bahasa Indonesia. Kamu bisa menggunakannya dalam tulisan ataupun saat sedang berkomunikasi. Contoh pola kalimat adalah:

Contoh Teks Editorial tentang Konsumsi Gula pada Anak

Apakah Gula Berbahaya bagi Anak?

Anak-anak memang suka dengan makanan manis. Padahal konsumsi gula pada anak-anak sering dianggap kurang baik, terutama untuk kesehatan gigi anak. Namun, apakah benar tidak ada dampak positif dari konsumsi gula pada anak?

Menurut dr. Putri Sakti, gula memiliki beberapa jenis. Satu diantaranya adalah sukrosa atau yang biasa dikenal sebagai gula pasir. Saat gula pasir diolah dalam tubuh akan mampu menghasilkan energi yang penting untuk anak. Kemudian ada juga jenis lain yang disebut laktosa, yakni jenis gula yang diproduksi dari susu sapi dan produk turunannya. Laktosa ini bermanfaat untuk energi otak anak, memperlancar sistem pencernaan, serta pertumbuhan tulang. Konsumsi gula akan membawa dampak positif asalkan dikonsumsi sesuai dengan kadar yang telah ditentukan WHO maupun Kementerian Kesehatan. Anjuran tersebut menyatakan bahwa anak-anak usia 7-12 tahun sebaiknya tidak mengkonsumsi gula lebih dari 2-3 sendok makan per hari.

Tidak perlu takut untuk memberikan asupan gula kepada anak asalkan masih dalam kadar sesuai yang dianjurkan.

Contoh dan Pembahasan Pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Dikutip dari buku Bahasa Indonesia karya Suherli dkk, berikut contoh dan pembahasan dari pola pengembangan teks eksplanasi.

Pola Pengembangan Paragraf Perulangan

Pola pengembangan paragraf pengulangan adalah paragraf dengan kalimat topik adalah pengulangan bagian kalimat yang penting, pengulangan kata, atau pengulangan kelompok kata.

Kemudian, kalimat tersebut diperjelas pada kalimat penjelas.

4 Contoh Teks Wacana Singkat beserta Cara Membuatnya yang Benar

Pola Pengembangan Paragraf Sudut Pandang

Pola pengembangan paragraf sudut pandang digunakan untuk memberikan gambaran sudut pandang penulis terhadap hal yang sedang dibahas.

Pola pengembangan tersebut dibagi menjadi pola subjektif dan pola objektif.

Pada pola subjektif, suatu hal digambarkan sesuai dengan kesan atau penafsiran dari penulis. Sedangkan pada pola objektif, gambaran suatu hal dilakukan berdasarkan fakta tanpa adanya opini penulis.

Jenis Pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Cara penulis menyajikan dan menyampaikan informasi kepada pembaca akan membentuk jenis pola pengembangan teks eksplanasi. Berikut jenis pola pengembangan teks eksplanasi mengutip artikel ilmiah Analisis Penggunaan Pola Pengembangan dalam Tugas Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII SMPN 15 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2021/2022 karya Syela.

Pola pengembangan deduktif akan mengurutkan informasi dari umum ke khusus. Gagasan utama atau kesimpulan peristiwa akan diletakkan di posisi awal setiap paragraf.

Pola pengembangan induktif mengadopsi penjelasan peristiwa dari khusus ke umum. Kalimat penjelas akan dijabarkan secara rinci di awal paragraf. Sedangkan akhir teks akan ditutup dengan kesimpulan atau gagasan utama peristiwa.

Sesuai dengan namanya, pola pengembangan proses akan disusun dengan kalimat yang runtut. Hal ini akan membentuk gagasan yang utuh dan mudah dipahami pembaca.

Pola pengembangan contoh menggunakan ilustrasi atau gambaran untuk gagasan penjelasnya. Gagasan utama lebih mudah dijelaskan dan tersampaikan kepada pembaca melalui metode ini.

Pola pengembangan sebab-akibat membangun jalannya peristiwa menjadi utuh. Konsep tersebut adalah dasar utama untuk menyusun teks eksplanasi.

Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan

Pola paragraf pertanyaan merupakan pola paragraf yang menjelaskan kalimat topik dengan kalimat tanya. Setelah itu, jawaban akan dijabarkan pada kalimat penjelas.

Contoh Teks Editorial tentang Hipertensi

Di sebuah harian nasional, Selasa (22/5), Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Indonesian Society for Hypertension) memasang sebuah iklan dengan judul dalam bahasa Inggris: World Hypertension Day, May 17, 2019, sebuah momentum yang digalang World Hypertension League dengan tema “Healthy Lifestyle-Healthy Blood Pressure”. Sebagai orang awam tentu banyak dari kita yang bertanya, apa penting dan signifikansinya memperingati Hari Hipertensi Dunia, yang tepat jatuh pada pekan lalu itu?

Bagi masyarakat Indonesia yang belakangan ini dilanda berbagai persoalan sosial, mulai dari larangan konser Lady Gaga hingga berbagai kasus korupsi yang tiada hentinya, persoalan hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi) seperti tenggelam tak ada gaungnya. Apakah karena dianggap kurang menarik sehingga tidak ada yang mau peduli?

Padahal, kalau melihat angka penderita hipertensi di Indonesia, haruslah kita waspada dan sangat peduli. Prevalensi penyakit ini di Indonesia mencapai 31,7 persen, artinya diperkirakan satu dari tiga penduduk berusia di atas 18 tahun adalah penderita hipertensi. Hal ini berarti puluhan juta penduduk Indonesia dipastikan menderita hipertensi.

Kalau hipertensi tanpa dampak, kita mungkin patut abai dan tenang-tenang saja. Persoalannya, hipertensi dapat memicu berbagai penyakit lain sebagai akibat rusaknya berbagai organ tubuh, seperti otak, ginjal, dan jantung kalau tidak ditangani dengan baik.

Secara global, penyakit hipertensi memiliki angka kematian yang cukup mencemaskan, yakni mencapai 7 juta orang meninggal per tahunnya di dunia. Hingga kini, diperkirakan lebih dari 1 milyar penduduk bumi menderita hipertensi.

Pada keluarga yang anggotanya menderita gagal ginjal, tentu sudah merasakan betapa beratnya biaya dan beban hidup yang harus ditanggung untuk cuci darah misalnya, meski mungkin sudah dibantu asuransi. Salah satu penyebab gagal ginjal adalah hipertensi. Penyakit lain yang juga bisa dipicu oleh hipertensi adalah stroke dan jantung koroner. Berbeda dengan demam berdarah yang penderitanya bisa meninggal dunia seketika, berbagai penyakit yang dipicu oleh hipertensi tersebut bisa berlangsung berkepanjangan dan bahkan menguras biaya yang sangat besar.

Bila hipertensi tidak diperhatikan, dirawat, atau pun dicegah, dipastikan akan menimbulkan berbagai penyakit lain yang bakal mengurangi kesejahteraan dan produktivitas. Dengan demikian, bermula dari masalah kesehatan dalam keluarga akan dapat menimbulkan masalah lain, yaitu problem ekonomi dan sosial. Maka, melalui tajuk rencana ini masyarakat diingatkan untuk tidak mengabaikan kesehatan. Masyarakat diimbau untuk selalu menjaga gaya dan pola hidup yang sehat.

Imbauan ini harus pula dibarengi dengan berbagai kampanye dan penyuluhan untuk berbagi pengetahuan tentang kesehatan. Hal ini dapat membangun dan menyadarkan masyarakat mengenai perlunya gaya dan pola hidup yang sehat. Tujuannya agar warga terhindar dari hipertensi dan berbagai penyakit turunannya.

Dengan demikian, kampanye dan penyuluhan seperti yang dilakukan Perhimpunan Hipertensi Indonesia ini harus dihargai, mengingat risiko dan kerugian yang ditimbulkan penyakit ini sangat besar. Bukan saja menyebabkan beban bagi anggota keluarga penderita hipertensi, tetapi juga bagi masyarakat. Risiko ini dapat dikurangi kalau masyarakat memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai hal itu.

Sumber: Sinar Harapan, Rabu, 23 Mei 2019